RINGKASAN AKUNTANSI DI KERAJAAN MAJAPAHIT
Fokus penelitian
Mengkaji praktik akuntansi dalam perdagangan lokal pada masa kerajaan Majapahit (1293-1478M)
Metodologi: penelitian kualitatif yang mengintegrasikan pendekatan arkeologi
Temuan:
- Akuntansi memengaruhi kegiatan sosial, ekonomi,dan budaya di pasar
- Konsep "tuna sitik bathi sanak"mencerminkan hubungan sosial dalam perdagangan.Konsep tuna sitik bathi sanak,yang diterjemahkan menjadi "kehilangan uang tetapi mendapatkan saudara", memengaruhi transaksi pasar dengan menekankan pentingnya hubungan sosial daripada sekadar keuntungan finansial.para pedagang sering menerima keuntungan moneter yang lebih rendah sebagai imbalan untuk membina ikatan persaudaraan dan ikatan komunitas,yang mencerminkan pemahaman yang lebih luas tentang nilai di luar sekadar uang.konsep ini membentuk proses penetapan harga dan negosiasi di pasar ,yang mengintegrasikan modal sosial ke dalam kegiatan ekonomi.
- Raja memainkan peran penting dalam mengatur kegiatan pasar dan perpajakan. Raja di Kerajaan Majapahit menetapkan sistem dan mekanisme pasar untuk menjamin keamanan aktivitas perdagangan bagi rakyat.ia menunjuk pejabat untuk mengelola pasar dan menegakkan pemungutan pajak, memastikan hak hak pedagang terpenuhi sambil menjaga stabilitas ekonomi.selain itu,raja mengawasi operasi pasar dan menangani segala penyimpangan untuk memfasilitasi hubungan Perdagangan untuk memfasilitasi hubungan perdagangan yang harmonis.
Mata uang yang digunakan untuk transaksi pasar pada masa Majapahit utamanya adalah kepeng, bersama dengan mata uang emas dan perak. Mata uang emas meliputi suwarna, massa, dan kupang, sedangkan mata uang perak menggunakan kati, dharana, massa, dan kupang. Kepeng, yang sering dikaitkan dengan pengaruh Cina, umumnya digunakan untuk transaksi sehari-hari, sedangkan emas dan perak disediakan untuk perdagangan bernilai tinggi.
Komoditas utama yang diperdagangkan di pasar-pasar Kerajaan Majapahit meliputi hasil pertanian seperti beras, berbagai buah-buahan (seperti nanas, tebu, dan pisang), dan ternak (seperti unggas dan ikan). Selain itu, barang-barang yang terbuat dari logam, seperti tembaga, timah, dan perunggu, beserta kerajinan dan tanaman pangan lainnya, juga penting dalam perdagangan. Komoditas-komoditas ini mencerminkan nilai-nilai material dan sosial dalam transaksi pasar.
Setiap barang yang diperdagangkan dikerajaan Majapahit memiliki pajak.Pajak atas barang dagangan di Kerajaan Majapahit sangat penting karena memberikan sumber pendapatan penting bagi negara, yang menjamin stabilitas ekonomi. Pajak juga berfungsi sebagai jaminan keamanan bagi para pedagang, menumbuhkan kesetiaan kepada pemerintah, dan memfasilitasi transaksi pasar yang lebih lancar. Lebih jauh, sistem pajak membantu mengatur perdagangan, mencegah penumpukan barang di daerah bebas pajak, dan menjaga lingkungan ekonomi yang seimbang.

Komentar
Posting Komentar